Friday 18 December 2015

,

[FlashFiction] Bukan Milikku


"Vino?" Aku menoleh mendengar panggilan yang tak asing di telinga, seseorang yang juga tak asing di hidupku. "Hai, Vin. Apa kabar?" Dia mengambil duduk di depanku.

Aku masih seperti dulu. "Baik. Kamu apa kabar, Di? Mencoba membalas sapaannya seramah mungkin.

"Emm, baik Vin."

Apakah kamu benar-benar baik Di? Dengan mata sembab dan hidung memerah seperti itu? Tak tega rasanya melihatnya seperti ini. Namun aku sadar tak bisa lagi menyentuh dengan lembut pipi yang seperti bakpao itu. Kamu bukan milikku, Di.

Jika itu terjadi setahun lalu, saat dia masih di dekatku. Aku akan memberikan bahuku untuk tempatnya bersandar. Lalu mengusap lembut kepalanya, biasanya itu akan sedikit menenangkannya. Tak sampai lima menit, dia akan menceritakan semua kejadian yang membuatnya menangis semalaman.

Walau tanpa bercerita pun aku sudah tahu untuk siapa air mata itu. Aku yakin karena itu bukan untuk yang pertama kalinya terjadi. Namun kini semua telah berbeda. Aku memilih jalanku sendiri, menjauh darinya.

Teleponku berdering. Sebuah sms mampir di ponselku.

"Di, maaf aku harus pergi. Pacarku sudah selesai belanja, dia sudah menunggu di parkiran," pamitku padanya. Tanpa menunggu respon darinya, aku melangkah pergi.

Kubuka lagi isi sms di ponsel. "Vin, di mana? Mama sudah di parkiran."

Share:

3 comments: