Hujan sudah mulai reda, meninggalkan aroma tanah yang menyejukkan. Aku masih setia duduk di bangku taman, memandangi berbagai jenis ikan di dalam danau yang jernih.
"Hai," seseorang menyadarkan lamunanku. Aku menatapnya sejenak. Sepertinya baru pertama kali aku melihatnya di sekitar sini.
"Hai," seseorang menyadarkan lamunanku. Aku menatapnya sejenak. Sepertinya baru pertama kali aku melihatnya di sekitar sini.
"Aku memerhatikanmu dari tadi." Aku kembali menatap perempuan di sampingku, heran sekaligus curiga. "Aku penghuni baru di sini. Apartemen 203, tepat di depan apartemenmu.”
“Aku tertarik dengan benda yang ada di tangan kamu." Ahh, gelang ini. Gelang kupu-kupu pemberian Rama. Seseorang yang pernah membuatku pergi dari kota ini.
"Apa itu spesial?" Perempuan itu kembali bertanya.
“Aku tertarik dengan benda yang ada di tangan kamu." Ahh, gelang ini. Gelang kupu-kupu pemberian Rama. Seseorang yang pernah membuatku pergi dari kota ini.
"Apa itu spesial?" Perempuan itu kembali bertanya.
Aku mengangguk pelan, ragu-ragu. Masihkah ini spesial buatku? Ia masih terus memandangi gelang ini. Belum habis rasa penasarannya ternyata.
Aku melepasnya perlahan, seperti merelakan seseorang pergi. "Hanya hadiah dari teman. Kamu suka?" Dia mengangguk cepat. "Buat kamu aja sebagai salam perkenalan.” Aku mengulurkan tangan, “Kayla.”
"Aku Santi." Dia menjabat tanganku erat.
"Sayang, kamu ngapain di sini?" Suara itu, aku menoleh cepat.
"Rama." Aku terperanjat menemukan dia di belakangku, memandang tak berkedip padaku. Tunggu, Rama memanggilku sayang? Apa dia masih menyayangiku?
"Kenalan sama teman baru. Dia tinggal di depan apartemen kita, sayang." Jawaban Santi meruntuhkan semua mimpi yang baru kubangun.
Aku melepasnya perlahan, seperti merelakan seseorang pergi. "Hanya hadiah dari teman. Kamu suka?" Dia mengangguk cepat. "Buat kamu aja sebagai salam perkenalan.” Aku mengulurkan tangan, “Kayla.”
"Aku Santi." Dia menjabat tanganku erat.
"Sayang, kamu ngapain di sini?" Suara itu, aku menoleh cepat.
"Rama." Aku terperanjat menemukan dia di belakangku, memandang tak berkedip padaku. Tunggu, Rama memanggilku sayang? Apa dia masih menyayangiku?
"Kenalan sama teman baru. Dia tinggal di depan apartemen kita, sayang." Jawaban Santi meruntuhkan semua mimpi yang baru kubangun.
Kata-katanya keren sekali mbak ...
ReplyDeleteMembaca berulang-ulang biar ngerti ceritanya gimana... hihi
ReplyDeleteWah, aku udah lama nggak nulis FF. Bagus ih T.T
ReplyDeletewoaah, diakhir itu maksudnya apaa? wkwkwkwk
ReplyDeletemantan punya gandengan baru... :")
ReplyDelete