Untuk kamu, lelaki yang pernah ada di hidupku...
Apa kabar kamu? Semoga baik-baik saja, tanpa aku di
sampingmu. Ah, itu sudah pasti. Dari status di facebook-mu, juga pertemuan tak disengaja waktu itu,
aku tahu kamu baik-baik saja.
Rasanya sudah lama sekali kita tak bertemu. Tiga tahun
atau bahkan empat tahun lalu? Pertemuan terakhir itu terjadi di rumahku. Di
ruang tamu itu, kita berbincang tentang kegiatan masing masing. Kamu dengan
kuliah dan kegiatan band-mu, aku dengan kenangan tentangmu.
Kamu jauh-jauh pulang dari kota tempatmu menuntut
ilmu, dan mampir ke rumah atas permintaanku. Untuk apa? Aku lupa alasannya,
juga cara yang kugunakan hingga berhasil membujukmu. Yang aku tahu, saat itu
aku rindu padamu dan sangat ingin bertemu. Itu terjadi beberapa bulan setelah
kelulusan. Kurang lebih setahun setelah kamu memutuskan pergi.
Perpisahan itu terjadi menjelang ujian nasional. Ingin
fokus dengan UN, itu katamu dulu. Alasan yang sampai sekarang tak bisa aku
mengerti. Apa hubungannya ujian dengan hubungan kita? Sejak kita bersama,
nilai-nilaiku juga tak pernah turun.
Kupikir itu hanya sebuah alasan. Alasan untuk
berpisah. Mungkinkah kamu tak nyaman dengan hubungan kita? Mengingat awal yang
buruk saat kita memulai. Kamu memilih mengakhirinya.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Tak terasa
selama itu juga aku masih merindukanmu. Bahkan hingga detik ini, saat kutulis
surat untukmu. Kamu, masih menjadi seseorang yang ada di hatiku. Meskipun
beberapa orang datang dan pergi dari hidupku. Kamu tetap tinggal di hatiku.
Bahkan kamu masih menjadi bunga tidurku. Seperti tadi
malam, kamu hadir di mimpiku. Dengan kaos merah favoritmu, di tengah-tengah
keluarga besarku. Kamu memperkenalkan diri sebagai calon imamku. Ah, andai saja itu nyata.
Aku menulis surat ini bukan berharap kamu tahu
perasaanku, apalagi membalasnya. Namun dengan surat ini (yang mungkin tak akan
pernah kamu baca), aku ingin melepasmu. Melepaskan perasaan dan sisa-sisa rindu
di hatiku. Menutup kisah ini.
Sampai jumpa, kamu. Semoga suatu saat aku dapat
menyapamu dengan panggilan teman.
dari aku, yang siap menutup kisah itu.
Duh sedih mbak bacanya..
ReplyDeleteSodorin tisu...
Deleteahhh, mantan, lagi lagi mantan >.<
ReplyDeleteSemoga sukses menutup kisahnya ya mbak, aku juga lagi proses dlm hal itu huhu
semangaaattt semangattt
Hehehe. Suratnya kebanyakan buat mantan mbak :)
DeleteSemoga sama-sama sukses menutup kisah lama ya. Fighting!