Photo by http://pexels.com/ Edited by me |
Untuk lelaki pertama yang mencintai dan menyayangiku tulus apa adanya...
Bapak, terima kasih selalu mendukung setiap langkah yang aku pilih
dalam hidupku. Tak peduli dengan ego dan pilihanmu, juga pertentangan dari
keluarga, Bapak selalu mendukungku dengan kebebasan yang kau berikan. Walau
sering kali pilihanku mengecewakanmu.
Sejak kecil engkau selalu mengajarkanku tentang pilihan. Bukan ini
yang baik untukku dan itu tidak baik untukku. Tapi kau biarkan aku bebas
menentukan pilihan dan menanggung segala resiko dari pilihanku. Darimu aku
belajar segala pilihan, termasuk pilihan terbaik pun memiliki resiko.
Bapak, empat bulan berlalu sejak aku memakai toga. Foto bertiga
dengan Ibuk di depan almamaterku dengan senyum yang mengembang. Walau tanpa
kehadiran dua jagoanmu lainnya. Kebanggaanmu padaku terpancar jelas di wajah
yang mulai keriput itu.
Empat bulan pula aku hanya di rumah. Beberapa kali Bapak
mengingatkan aku untuk melanjutkan jalanku, sesuai dengan pilihan yang aku buat
dulu. Namun aku masih saja berdiam diri di rumah. Bukan aku tak mau melanjutkan
jalan yang dulu aku pilih.
Bapak, aku memiliki mimpi lain yang ingin kukejar. Bolehkah aku memilih
jalan itu?
Ahh, aku terlalu pengecut untuk mengatakannya langsung pada Bapak.
Padahal saat aku menulis surat ini kau ada di sampingku, sibuk mengoreksi tugas
anak-anak didikmu.
Bapak, semoga apa pun pilihanku nantinya, kau akan selalu
mendukungku.
Salam cinta,
dari putri
sulungmu yang beranjak dewasa.
Semoga bapak baca surat ini ya mbak :))
ReplyDeleteAaah, ini #30harimenulissuratcinta nggak sih? Aku ragu mau ikut ini eh kemarin -_- belum bisa bikin suraaat cinta -_-
Iya, yuk ikutan...
DeleteSemangat, bapak pasti mendukung yg terbaik buat kamu~
ReplyDelete-ika
Makasi mbak :)
Deleteiya, nak. bapak mendukungmu. *peluk*
ReplyDelete