Aku menulis surat ini dengan air mata yang terus membasahi pipi. Aku tidak tahu mengapa dia tak mau berhenti. Sebuah penyesalan atau kesedihan karena kehilangan, atau dua-duanya.
Peristiwa itu sudah berlalu lebih dari empat tahun lalu. Namun masih sangat membekas di otakku, mungkin juga hatiku. Sulit untuk melupakanmu, setelah peristiwa itu. Bukan hanya karena dulu kamu adalah seseorang terdekatku, juga karena kejadian itu merubah hidupku.
Dulu hidupku seperti rel kereta api yang lurus, seperti jalan tol yang mulus, seperti lautan tanpa ombak. Tiba-tiba saja berubah dengan kehadiranmu.
Di depanmu berulang kali aku merapal kata maaf, juga dalam hati dan setiap doaku. Aku tak pernah berusaha melupakan, bahkan saat kamu tak lagi ada dalam kehidupanku. Karena semua itu pelajaran penting yang Tuhan beri dalam hidupku. Namun sekarang, untuk kembali berjumpa dan dekat denganmu, itu sangat sulit.
Kamu pasti tahu, berulang kali aku menghindarimu. Bukan, aku bukan pengecut. Tapi masih ada rasa nyeri dan luka yang belum sembuh, atau tak akan pernah sembuh.
Aku tahu, aku salah. Aku juga bukan teman yang baik.
Jika seluruh dunia mengetahui kisah kita, mungkin mereka akan menyalahkanku. Menghujatku sebagai perempuan yang tak tahu diri, teman yang jahat. Tak apa jika kamu atau seluruh dunia menganggapku seperti itu. Namun aku masih punya sahabat yang menganggapku baik dan setia di sampingku.
Oh ya, bukankah cinta tak pernah salah? Ini bukan pembelaan atas perasaan yang dulu pernah ada. Itu hanya lirik lagu.
Aku menulis surat ini bukan agar seluruh dunia memaklumi kesalahanku. Juga bukan agar kamu tahu, aku menyesali kejadian itu. Karena nyatanya aku kehilangan dua orang yang kusayang.
Terima kasih pernah datang dalam hidupku. Terima kasih sudah memporak-porandakan hati yang dulu lugu. Beberapa waktu lalu aku dengar kamu kembali bersama lelaki itu, aku ucapkan selamat ya.
. . . Dari perempuan yang mungkin kamu benci
sama~sama
ReplyDeletekamu juga udah dateng kok di kehidupan aku
:(
Jadi ceritanya kamu pernah jadi orang ketiga, ya? :/
ReplyDeleteWah ditembak langsung nih, ups :)
DeleteBukan orang ketiga, mungkin lebih tepat menyukai orang yang sama.
Baru mau, Nebak.. Saya sampai baca dua kali, buat "nagkap pesannya.. :D
DeleteTerasa gimana gitu ya, nancap di hati :)
ReplyDeleteYup, nancap di hati sampai nggak bisa dilupakan...
DeleteDuh dalem banget.. tentang penghianatan ya. :"
ReplyDeletewah orang sisipan nih ceritanya. penyusup! hahaha :p
ReplyDeleteeh baru sadar, ternyata template blog kita samaan, apakah jodoh mbak :p
Ngilu nih... Untung gua gak cinta-cintaan. :D
ReplyDeleteSungguh teganya dirinya teganya... :(
ReplyDeleteSedih mbk bacanya.. :3